Memang Ada ‘Mafia’ yang Paksa Anak Jalanan Mengemis dan
Ngamen
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak
(Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mencurigai adanya mafia anak yang
mengkoordinir anak jalanan. Bisa jadi mafia itulah yang memaksa anak-anak
jalanan.
"Masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan anak sebagai pemenuhan
kebutuhan ekonomi. Mereka mafia anak. Mafia anak itu mengoordinir anak-anak
untuk dipaksa mengemis atau mengamen. Ini sudah masuk kategori
pengeksploitasian anak," kata Arist saat ditemui Liputan6.com di Kantor
Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta.
Menurut Arist, para mafia tersebut juga
memanfaatkan anak untuk disewakan beberapa oknum menjadi alat menarik simpati
masyarakat agar pendapatannya meningkat.
"Dengan menggendong-gendong anak
atau bocah, yang ngamen bisa membuat masyarakat tersentuh hatinya sehingga
memberi uang lebih banyak. Ini benar-benar merampas hak anak," kata Arist.
Tudingan Arist tersebut dibenarkan oleh
anak jalanan di sekitar Jakarta yang ditemui Tim Health Liputan6.com, Selasa
(25/3/2014).
Wanita berusia 21 tahun yang tidak ingin disebut namanya ini
mengaku ada oknum yang memanfaatkan anak-anak putus sekolah. "Mereka
mengajak anak-anak yang memang putus sekolah untuk dipaksa mengamen. Nanti
uangnya disetor ke mereka, kalau tidak dikasih biasanya dikerasin kaya
digebukin atau diinjak," kata wanita asal Semarang ini.
Wanita ini memang
belum pernah merasakan kekejaman para mafia anak jalanan tetapi rekannya pernah
mengaku diperlakukan kasar. "Teman pernah dikoordinir biasanya yang
bencong-bencong suka memanfaatkan anak. Dia mengaku kalau tidak mencapai target
maka para pengkoordinir itu tidak segan-segan main tangan," katanya.
Dari
beberapa daerah yang pernah disinggahinya untuk mencari nafkah, Lenteng Agung,
Jakarta Selatan yang bisa dikatakan banyak oknum mafia anak.
"Di Lenteng Agung itu banyak.
Mereka sering malakin (minta uang secara paksa) anak-anak yang ngamen.
Merampas uang, berlaku kasar. Kalau di sekitaran Pasar Rebo ada tetapi tidak
terlalu banyak karena mereka takut dengan warga. Warga Pasar Rebo itu juga
melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan," kata dia.
Melihat hal
tersebut, Arist berharap pihak terkait baik dari pemerintah daerah atau pusat
serta masyarakat dan Lembaga Sarana masyarakat lainnya membangun komitmen untuk
melindungi hak anak. "Semuanya harus ikut turun tangan mengatasi hal ini
dan juga bersikap tegas. Siapa pun yang terbukti melakuka eksploitasi anak atau
menyalahgunakan anak secara berlebihan harus dikenakan sanksi hukum yang
tegas," kata Arist.
Direktur Kesejahteraan Sosial Anak Kemensos RI, Edi
Suharto mengatakan Indonesia akan zero anak jalanan bila semua pihak
bergandengan tangan.
"Zero anak jalanan itu kan target
supaya kita lebih optimal lagi. Jumlah anak jalanan bisa ditekan bila semua
pihak bekerjasama mencari solusi. Bisa dengan mendirikam lembaga keterampilan
agar mereka bisa memiliki keahlian tidak hanya mengamen," kata Edi.
0 komentar:
Posting Komentar