RSS

Sabtu, 12 Juli 2014

Kriteria Presiden Pilihan Ku

Kriteria Presiden Pilihan Ku

DI Negara yang sedang dirundung masalah ini memimpikan pemimpin yang membawa pencerahan. Namun, bagaimana mungkin mendapatkan pemimpin yang cerah jika rakyat sendiri tidak paham bagaimana cara memilih pemimpin mereka. Seringkali pilihan rakyat Indonesia terbentur dengan kecintaan terhadap daerahnya masing-masing sehingga mengaburkan objektivitas. Jadi, sebelum memilih pemimpin yang baik, kitalah yang harus mengubah pandangan.
1. Ketajaman hati
Ketajaman hati yang diperlukan pemimpin adalah kepekaan terhadap penderitaan rakyat dan rasa kasih sayang yang dalam. Mungkin hal ini terlihat sangat sederhana, namun jarang orang yang memilikinya. Kepekaan hati akan mendorong rasa empati dan simpati atas penderitaan yang kemudian dengan rasa kasih sayang melahirkan kebijakan untuk mengentaskan rakyat dari beban deritanya. Jika yang ada di hati pemimpin adalah kecintaan terhadap rakyat, maka segala perbuatannya akan berorientasi pada kepentingan rakyat. Kepekaan akan membuat pemimpin menemukan akar permasalahan rakyat dan kasih sayang sebagai kunci pemecahan problematika tersebut. Tanpa rasa kasih sayang terhadap rakyat maka rakyat hanya akan menjadi budak kekuasaannya. Betapa banyak pemimpin dunia yang menjadikan rakyatnya sebagai korban keserakahan. Saat dirinya ingin menjadi penguasa dunia maka nyawa rakyat yang digadaikan untuk berperang. Inilah alasan kenapa ketajaman hati perlu didahulukan daripada kecerdasan. Karena ketajaman hati akan menyelamatkan kehidupan kita.
2. Sederhana
Mencintai harta adalah kunci kehancuran. Harta yang diletakkan di hati akan menimbulkan rasa cinta duniawi yang berlebihan. Apa jadinya Negara di tangan pemimpin yang cinta dunia? Yah, jawaban pastinya adalah korupsi merajalela. Orang yang mencintai harta tidak akan pernah merasa puas sehingga rakyatpun dijadikan sumber harta baginya. Kesederhanaan adalah bukti bahwa seseorang meletakkan harta ditangannya bukan di hatinya. Kesederhanaan menjadi salah satu cara untuk menghindari budaya buruk negeri kita yaitu korupsi karena seseorang sudah merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Selain itu menumpuk harta akan menimbulkan kesombongan. Lantas apakah mungkin seorang yang sombong mau melayani rakyatnya? Yang ada malah rakyat yang melayani dirinya. Di dalam ajaran agama apapun pasti menjelaskan bahwa mencintai harta berlebihan akan membuatnya melupakan sisi kemanusiaan dan tugas kepemimpinan.
3. Sehat
Tentu seorang pemimpin harus sehat secara jasmani maupun rohani. Di dalam fisik yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kesehatan adalah investasi utama karena meningkatkan produktivitas. Selain kesehatan fisik, kesehatan jiwapun sangat penting. Seorang pemimpin tidak boleh mudah depresi dan mudah sakit. Untuk memimpin bangsa ia harus kuat secara fisik dan mental.
4. Tegas
Negara yang sedang kacau ini memerlukan sosok pemimpin yang tegas. Tegas bukan berarti diktator. Tegas berarti mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Tegas juga diperlukan dalam mengambil keputusan setelah mufakat diperoleh. Pemimpin tidak boleh terombang-ambing dengan keadaan dan kehendak rakyat yang beraneka ragam. Kehendak rakyat bukanlah kehendak Tuhan. Rakyat Indonesia ini sangat heterogen sehingga hampir tidak mungkin untuk menuruti semua kehendaknya. Disinilah peran ketegasan agar keteraturan negara bisa dijalankan. Sikap tidak tegas akan menghilangkan kewibawaan sehingga rakyat tidak mau lagi perduli dengan perintahnya.
5. Pemberani
Tidak ada keberhasilan yang diperoleh seorang penakut. Hidup ini resiko, dan setiap keputusan mengandung resiko, maka berani mengambil resiko adalah cara untuk hidup. Pemimpin harus berani membela hak negara dan kehormatan bangsa meski harus dikecam bangsa lain. Tanpa keberanian mengambil resiko maka bangsa ini hanya akan menjadi pengekor dan dijajah. Keberanian dibutuhkan untuk mempertahankan budaya bangsa yang dirampas, hasil bumi yang dieksploitasi berlebihan oleh bangsa lain, hasil laut yang dicuri, serta TKI yang dihukum secara tidak adil di negara lain. Tidak layak bagi seorang pemimpin memiliki sifat pengecut, takut jika keputusannya dikecam dan dirinya dibenci. Jika memang keputusan tersebut sesuai dengan ideologi bangsa dan hukum negara maka selayaknya keputusan tersebut dilaksanankan apapun resikonya.
6. Cerdik
Betapa beruntungnya jika kita memiliki seorang pemimpin yang cerdik. Cerdik dalam arti positif yaitu pandai membuat terobosan baru atau strategi dalam menangani problematika masyarakat di berbagai bidang. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang lihai membuat strategi sehingga masalah negara yang bagai benang kusut bisa diselesaikan satu-persatu, bukan pemimpin yang hanya pandai mengumbar janji. Cerdik tidak bisa dinilai dari tingkat pendidikan. Cerdik berarti berilmu, karena tanpa ilmu tidak mungkin melahirkan strategi jitu. Namun berilmu tidak harus bersekolah tinggi karena ilmu bisa didapat dengan berbagai cara. Bukankah Indonesia sedang dirundung masalah pengangguran intelektual? Ini menandakan bahwa tingkat pendidikan tidak menjamin kualitas keilmuan dan kecerdikan seseorang.
7. Jujur
Jujur adalah sifat mulia yang tidak diragukan lagi. Negara tidak akan selamat ditangan pembohong. Sekali berbohong akan diiringi kebohongan yang lain. Seorang pendusta akan menghianati kepercayaan rakyat dan menyelewengkan wewenangnya. Yang lebih menakutkan hal tersebut tidak diketahui rakyat karena lihainya dalam bersilat lidah.
8. Memiliki etos kerja tinggi
Etos kerja berkaitan dengan semangat seseorang. Semangat adalah nyawa kehidupan, apalah artinya hidup tanpa semangat. Mungkinkah tercapai kesuksesan jika hari-hari diwarnai dengan rasa malas dan sifat loyo? Banyaknya masalah di Indonesia menuntut lahirnya pemimpin yang memiliki etos kerja tinggi dalam mencari solusi. Etos kerja sebanding dengan produktifitas, semakin tinggi etos kerjanya maka semakin banyak masalah yang terpecahkan. Etos kerja ini bias kita lihat dari riwayat hidupnya dan prestasi yang pernah diraihnya.
9. Memegang teguh ideologi
Seorang pemimpin harus memiliki ideologi yang positif. Ideologi akan menjadi paradigma dan prinsip hidup seseorang. Ideologi yang benar membuat seorang pemimpin memiliki keluhuran moralitas. Berpegang teguh pada prinsip kebenaran ini akan menyelamatkan dari kerusakan moral di dunia politik seperti KKN.
10. Tenang dan berwibawa
Wibawa akan menarik perhatian rakyat sehingga rakyat mau mendengarkan pendapat atau arahannya. Jika pemimpin sudah tidak memiliki wibawa dimata rakyat, bagaimana ia bisa mengarahkan rakyatnya? Ketenangan akan membuat seseorang mampu bepikir secara jernih dalam keadaan terancam sekalipun. Sifat tenang yang ada pada dirinya akan membawa ketenangan pula untuk bawahannya.
11. Suka bermusyawarah
Musyawarah adalah tradisi sekaligus prinsip bangsa Indonesia. Tidak ada manusia yang sempurna, karenanya seberapapun pandai seseorang tetap membutuhkan pendapat dari orang lain. Memutuskan segala sesuatu dengan jalan musyawarah menandakan bahwa pemimpin tersebut bukan diktator.
12. Tidak mengajukan diri sendiri
Mengajukan diri sendiri adalah sebuah kesombongan. Pepatah mengatakan gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Artinya seseorang tidak akan bisa menilai dirinya sendiri secara objektif. Menjadi pemimpin itu memikul amanah, dan amanah bukanlah hal yang ringan. Jika seseorang memahami beratnya tanggung jawab dan amanah negara, maka ia tidak akan berani mengajukan dirinya sendiri.


0 komentar:

Posting Komentar