Kriteria Presiden Pilihan Ku
DI Negara yang
sedang dirundung masalah ini memimpikan pemimpin yang membawa pencerahan.
Namun, bagaimana mungkin mendapatkan pemimpin yang cerah jika rakyat sendiri
tidak paham bagaimana cara memilih pemimpin mereka. Seringkali pilihan rakyat
Indonesia terbentur dengan kecintaan terhadap daerahnya masing-masing sehingga
mengaburkan objektivitas. Jadi, sebelum memilih pemimpin yang baik, kitalah
yang harus mengubah pandangan.
1. Ketajaman hati
Ketajaman hati yang diperlukan
pemimpin adalah kepekaan terhadap penderitaan rakyat dan rasa kasih sayang yang
dalam. Mungkin hal ini terlihat sangat sederhana, namun jarang orang yang
memilikinya. Kepekaan hati akan mendorong rasa empati dan simpati atas
penderitaan yang kemudian dengan rasa kasih sayang melahirkan kebijakan untuk
mengentaskan rakyat dari beban deritanya. Jika yang ada di hati pemimpin adalah
kecintaan terhadap rakyat, maka segala perbuatannya akan berorientasi pada
kepentingan rakyat. Kepekaan akan membuat pemimpin menemukan akar permasalahan
rakyat dan kasih sayang sebagai kunci pemecahan problematika tersebut. Tanpa
rasa kasih sayang terhadap rakyat maka rakyat hanya akan menjadi budak
kekuasaannya. Betapa banyak pemimpin dunia yang menjadikan rakyatnya sebagai korban
keserakahan. Saat dirinya ingin menjadi penguasa dunia maka nyawa rakyat yang
digadaikan untuk berperang. Inilah alasan kenapa ketajaman hati perlu
didahulukan daripada kecerdasan. Karena ketajaman hati akan menyelamatkan
kehidupan kita.
2. Sederhana
Mencintai harta adalah kunci
kehancuran. Harta yang diletakkan di hati akan menimbulkan rasa cinta duniawi
yang berlebihan. Apa jadinya Negara di tangan pemimpin yang cinta dunia? Yah,
jawaban pastinya adalah korupsi merajalela. Orang yang mencintai harta tidak
akan pernah merasa puas sehingga rakyatpun dijadikan sumber harta baginya.
Kesederhanaan adalah bukti bahwa seseorang meletakkan harta ditangannya bukan
di hatinya. Kesederhanaan menjadi salah satu cara untuk menghindari budaya
buruk negeri kita yaitu korupsi karena seseorang sudah merasa cukup dengan apa
yang dimilikinya. Selain itu menumpuk harta akan menimbulkan kesombongan.
Lantas apakah mungkin seorang yang sombong mau melayani rakyatnya? Yang ada
malah rakyat yang melayani dirinya. Di dalam ajaran agama apapun pasti
menjelaskan bahwa mencintai harta berlebihan akan membuatnya melupakan sisi
kemanusiaan dan tugas kepemimpinan.
3. Sehat
Tentu seorang pemimpin harus
sehat secara jasmani maupun rohani. Di dalam fisik yang sehat terdapat jiwa
yang sehat. Kesehatan adalah investasi utama karena meningkatkan produktivitas.
Selain kesehatan fisik, kesehatan jiwapun sangat penting. Seorang pemimpin
tidak boleh mudah depresi dan mudah sakit. Untuk memimpin bangsa ia harus kuat
secara fisik dan mental.
4. Tegas
Negara yang sedang kacau ini
memerlukan sosok pemimpin yang tegas. Tegas bukan berarti diktator. Tegas
berarti mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Tegas
juga diperlukan dalam mengambil keputusan setelah mufakat diperoleh. Pemimpin
tidak boleh terombang-ambing dengan keadaan dan kehendak rakyat yang beraneka
ragam. Kehendak rakyat bukanlah kehendak Tuhan. Rakyat Indonesia ini sangat
heterogen sehingga hampir tidak mungkin untuk menuruti semua kehendaknya.
Disinilah peran ketegasan agar keteraturan negara bisa dijalankan. Sikap tidak
tegas akan menghilangkan kewibawaan sehingga rakyat tidak mau lagi perduli
dengan perintahnya.
5. Pemberani
Tidak ada keberhasilan yang
diperoleh seorang penakut. Hidup ini resiko, dan setiap keputusan mengandung
resiko, maka berani mengambil resiko adalah cara untuk hidup. Pemimpin harus
berani membela hak negara dan kehormatan bangsa meski harus dikecam bangsa
lain. Tanpa keberanian mengambil resiko maka bangsa ini hanya akan menjadi
pengekor dan dijajah. Keberanian dibutuhkan untuk mempertahankan budaya bangsa
yang dirampas, hasil bumi yang dieksploitasi berlebihan oleh bangsa lain, hasil
laut yang dicuri, serta TKI yang dihukum secara tidak adil di negara lain.
Tidak layak bagi seorang pemimpin memiliki sifat pengecut, takut jika
keputusannya dikecam dan dirinya dibenci. Jika memang keputusan tersebut sesuai
dengan ideologi bangsa dan hukum negara maka selayaknya keputusan tersebut
dilaksanankan apapun resikonya.
6. Cerdik
Betapa beruntungnya jika kita
memiliki seorang pemimpin yang cerdik. Cerdik dalam arti positif yaitu pandai
membuat terobosan baru atau strategi dalam menangani problematika masyarakat di
berbagai bidang. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang lihai membuat strategi
sehingga masalah negara yang bagai benang kusut bisa diselesaikan satu-persatu,
bukan pemimpin yang hanya pandai mengumbar janji. Cerdik tidak bisa dinilai
dari tingkat pendidikan. Cerdik berarti berilmu, karena tanpa ilmu tidak
mungkin melahirkan strategi jitu. Namun berilmu tidak harus bersekolah tinggi
karena ilmu bisa didapat dengan berbagai cara. Bukankah Indonesia sedang
dirundung masalah pengangguran intelektual? Ini menandakan bahwa tingkat
pendidikan tidak menjamin kualitas keilmuan dan kecerdikan seseorang.
7. Jujur
Jujur adalah sifat mulia yang
tidak diragukan lagi. Negara tidak akan selamat ditangan pembohong. Sekali
berbohong akan diiringi kebohongan yang lain. Seorang pendusta akan menghianati
kepercayaan rakyat dan menyelewengkan wewenangnya. Yang lebih menakutkan hal
tersebut tidak diketahui rakyat karena lihainya dalam bersilat lidah.
8. Memiliki etos kerja tinggi
Etos kerja berkaitan dengan
semangat seseorang. Semangat adalah nyawa kehidupan, apalah artinya hidup tanpa
semangat. Mungkinkah tercapai kesuksesan jika hari-hari diwarnai dengan rasa
malas dan sifat loyo? Banyaknya masalah di Indonesia menuntut lahirnya pemimpin
yang memiliki etos kerja tinggi dalam mencari solusi. Etos kerja sebanding
dengan produktifitas, semakin tinggi etos kerjanya maka semakin banyak masalah
yang terpecahkan. Etos kerja ini bias kita lihat dari riwayat hidupnya dan
prestasi yang pernah diraihnya.
9. Memegang teguh ideologi
Seorang pemimpin harus memiliki
ideologi yang positif. Ideologi akan menjadi paradigma dan prinsip hidup
seseorang. Ideologi yang benar membuat seorang pemimpin memiliki keluhuran
moralitas. Berpegang teguh pada prinsip kebenaran ini akan menyelamatkan dari
kerusakan moral di dunia politik seperti KKN.
10. Tenang dan berwibawa
Wibawa akan menarik perhatian rakyat
sehingga rakyat mau mendengarkan pendapat atau arahannya. Jika pemimpin sudah
tidak memiliki wibawa dimata rakyat, bagaimana ia bisa mengarahkan rakyatnya?
Ketenangan akan membuat seseorang mampu bepikir secara jernih dalam keadaan
terancam sekalipun. Sifat tenang yang ada pada dirinya akan membawa ketenangan
pula untuk bawahannya.
11. Suka bermusyawarah
Musyawarah adalah tradisi
sekaligus prinsip bangsa Indonesia. Tidak ada manusia yang sempurna, karenanya
seberapapun pandai seseorang tetap membutuhkan pendapat dari orang lain.
Memutuskan segala sesuatu dengan jalan musyawarah menandakan bahwa pemimpin
tersebut bukan diktator.
12. Tidak mengajukan diri
sendiri
Mengajukan diri sendiri adalah sebuah
kesombongan. Pepatah mengatakan gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di
seberang lautan tampak. Artinya seseorang tidak akan bisa menilai dirinya
sendiri secara objektif. Menjadi pemimpin itu memikul amanah, dan amanah
bukanlah hal yang ringan. Jika seseorang memahami beratnya tanggung jawab dan
amanah negara, maka ia tidak akan berani mengajukan dirinya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar