SEJARAH HARI BURUH
DI INDONESIA
Ibarruri
Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu kecil bersama ibunya pernah menghadiri
peringatan Hari Buruh Internasional di Uni Sovyet, sesudah dewasa menghadiri
pula peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 1970 di Lapangan Tian An Men RRC
pada peringatan tersebut menurut dia hadir juga Mao Zedong, Pangeran Sihanouk
dengan istrinya Ratu Monique, Perdana Menteri Kamboja Pennut, Lin Biao (orang
kedua Partai Komunis Tiongkok) dan pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B Tan
Tein.
Tapi
sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di
Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk
memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena
gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian
G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.
Tahun 2006
Aksi May
Day 2006 terjadi di berbagai kota di Indonesia, seperti di Jakarta, Lampung,
Makassar, Malang, Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Semarang, Samarinda,
Manado, dan Batam. Di Jakarta unjuk rasa puluhan ribu buruh terkonsentrasi di
beberapa titik seperti Bundaran HI dan Parkir Timur Senayan, dengan sasaran
utama adalah Gedung MPR/DPR di Jalan Gatot Subroto dan Istana Negara atau
Istana Kepresidenan. Selain itu, lebih dari 2.000 buruh juga beraksi di Kantor
Wali Kota Jakarta Utara. Buruh yang tergabung dalam aksi di Jakarta datang dari
sejumlah kawasan industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek) yang tergabung dalam berbagai serikat atau organisasi buruh.
Mereka menolak revisi Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
yang banyak merugikan kalangan buruh.
A stamp from East Germany
celebrating the 100-year anniversary of International Workers Day on 1 May
1990.
Tahun 2007
Di
Jakarta, ribuan buruh, mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan masyarakat turun
ke jalan. Berbagai titik di Jakarta dipenuhi para pengunjuk rasa, seperti
Kawasan Istana Merdeka, Gedung MPR-DPR-DPD, Gedung Balai Kota dan DPRD DKI, Gedung
Depnaker dan Disnaker DKI, serta Bundaran Hotel Indonesia.
Di
Yogyakarta, ratusan mahasiswa dan buruh dari berbagai elemen memenuhi Kota
Yogyakarta. Simpang empat Tugu Yogya dijadikan titik awal pergerakan. Buruh dan
mahasiswa berangkat dari titik simpul Tugu Yogya menuju depan Kantor Pos
Yogyakarta. Di Solo, aksi dimulai dari Perempatan Panggung yang dilanjutkan
dengan berjalan kaki menuju Bundaran Gladag sejauh 3 km untuk menggelar orasi
lalu berbelok menuju Balaikota Surakarta yang terletak beberapa ratus meter
dari Gladag. Aksi serupa juga digelar oleh dua ratusan buruh di Sukoharjo.
Massa aksi tersebut mendatangi Kantor Bupati dan Kantor DPRD Sukoharjo. Di
Bandung, para buruh melakukan aksi di Gedung Sate dan bergerak menuju Polda
Jawa Barat dan kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Jawa
Barat. Di Serang, ruas jalan menuju Pandeglang, Banten, lumpuh sejak pukul
10.00 WIB. Sekitar 10.000 buruh yang tumplek di depan Gedung DPRD Banten
memblokir Jalan Palima.
Di Semarang, ribuan buruh berunjuk
rasa secara bergelombang sejak pukul 10.00 WIB. Mengambil start di depan Masjid
Baiturrahman di Kawasan Simpang Lima, Kampus Undip Pleburan, dan Bundaran Air
Mancur di Jalan Pahlawan, lalu menuju gedung DPRD Jawa Tengah. Sekitar 2 ribu
buruh di kota Makassar mengawali aksinya dengan berkumpul di simpang Tol
Reformasi. Dari tempat tersebut, mereka kemudian berjalan kaki menuju kantor
Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo. Di kota Palembang, aksi buruh dipusatkan di
lapangan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Di Sidoarjo, ratusan buruh yang
melakukan aksi di Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur. Ribuan buruh di Pekalongan
melakukan demo mengelilingi Kota Pekalongan. Aksi dimulai dari Alun-alun
Pekauman Kota Pekalongan, melewati jalur pantura di Jalan Hayam Wuruk, dan
berakhir di halaman Gedung DPRD Kota Pekalongan. Longmarch dilakukan sepanjang
sekitar enam kilometer. Di Medan, sekitar 5 ribu buruh mendatangi DPRD Sumut
dan Pengadilan Negeri Medan.
Tahun 2008
Sekitar
20 ribu buruh melakukan aksi longmarch menuju Istana Negara pada peringatan May
Day 2008 di Jakarta. Mereka berkumpul sejak pukul 10 pagi di Bundaran Hotel
Indonesia.
Sementara itu 187 aktivis Jaringan
Anti Otoritarian dihadang dan ditangkap dengan tindakan represif oleh personil
Polres Jakarta Selatan seusai demonstrasi di depan Wisma Bakrie, saat hendak
bergabung menuju bundaran HI . Di Depok, 5 truk rombongan buruh yang hendak
menuju Jakarta ditahan personel Polres Depok. Di Medan, polisi melarang aksi
demonstrasi dengan alasan hari raya Kenaikan Isa Almasih. Aksi buruh di
Yogyakarta juga dihadang Forum Anti Komunis Indonesia.
Aksi ini dilakukan oleh pelbagai
organisasi buruh yang tergabung Aliansi Buruh Menggugat dan Front Perjuangan
Rakyat, serta diikuti berbagai serikat buruh dan organisasi lain, seperti
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Buruh Putri Indonesia, Kesatuan
Alinasi Serikat Buruh Independen (KASBI), Serikat Pekerja Carrefour Indonesia,
Serikat Buruh Jabotabek (SBJ), komunitas waria, organ-organ mahasiswa dan lain
sebagainya.
Tahun 2009
Belasan
ribu buruh, aktivis dan mahasiswa dari berbagai elemen dan organisasi
memperingati Hari Buruh Sedunia dengan melakukan aksi longmarch dari Bundaran
HI menuju Istana Negara, Jakarta. Aksi ini tergabung dalam dua organisasi payung,
Front Perjuangan Rakyat (FPR) dan Aliansi Buruh Menggugat (ABM). Ribuan buruh
yang tergabung dalam ABM, tertahan dan dihadang oleh ratusan aparat kepolisian
sekitar 500 meter dari Istana.
Tahun 2010
Bertepatan
dengan Hari Buruh Internasional, ribuan pengunjuk rasa melakukan unjuk rasa di
Bundaran Hotel Indonesia di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Dari Bundaran
HI, mereka kemudian bergerak ke depan Istana Negara.. Mereka menuntut akan
jaminan sosial bagi buruh. Kalangan buruh menganggap penerapan jaminan sosial
saat ini masih diskriminatif, terbatas, dan berorientasi keuntungan.
BERITA HARI BURUH INDONESIA PADA
TAHUN 2013
Pemerintah
tetapkan May Day sebagai hari libur nasional
Pemerintah berencana menetapkan
peringatan hari buruh internasional (May Day) 1 Mei sebagai hari libur
nasional. Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
kepada para pimpinan serikat buruh atau pekerja dalam pertemuan di Istana
Negara, Jakarta, Senin (29/4/2013).
"Beliau
(SBY) akan berikan kado istimewa yang sudah kami tunggu-tunggu lama sekali,
yakni akan jadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional pada tahun-tahun
berikutnya," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
Said Iqbal usai melakukan pertemuan di Istana Negara kepada wartawan. Dia
menambahkan, Presiden SBY akan menyampaikan hal itu saat berkunjung ke PT
Maspion dan PT Unilever di Jawa Timur pada 1 Mei 2013 nanti. Rencananya,
penetapan hari buruh internasional sebagai hari libur nasional tersebut dimulai
pada 2014 mendatang.
Seperti
diketahui, menjelang peringatan hari buruh internasional (May Day), Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan
serikat buruh atau pekerja di Istana Negara.
Dalam
pertemuan tersebut, hadir Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi
Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia Mudofir. Selain
itu, hadir Ketua Umum Serikat Buruh Muslim Indonesia M Syaiful Bahri Anshori,
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi Sjaiful DP, Ketua Umum
Konfederasi Kongres Aliansi Buruh Indonesia Nining Elitos, Ketua Umum Federasi
Pekerja BUMN Abdul Latif, dan Sekjen KSPSI Rudy Prayitno.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar