RSS

Sabtu, 30 November 2013

Masalah Benturan Kepala Pada Anak


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah tentang apa yang perlu dilakukan orang tua ketika anak mengalami benturan. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Jono Suroyo selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 1 yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
      Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya memberikan penanganan kepada anak yang mengalami benturan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.












                                                                                    Depok, 30 November 2013




                                                                                                Penyusun






                                                                                                                                    i
Daftar Isi :

Kata pengantar…………………………………………………………….i

Daftar Isi…………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………1

1.1   Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

1.2   Rumusan  Masalah……………………………………………………..1

 1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...2-3


BAB III PENUTUP………………………………………………………...4

 3.1 Simpulan……………………………………………………………….4

 3.2 Saran……………………………………………………………………4

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………4





















                                                                                                                                    ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
            Pada dasarnya, masa kanak-kanak adalah masa dimana anak mulai mempelajari banyak hal, belajar jalan salah satunya. Pada saat itulah anak bisa menjadi sangat aktif, namun karena terlalu aktif, seringkali anak terjatuh dan mengalami benturan di tubuhnya, hal inilah yang perlu diperhatikan orang tua.

1.2 Rumusan  Masalah
           
            Sesuai dengan judul makalah “Anak Terbentur Di Kepala, Ini Yang Perlu Dilakukan Orang Tua”, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1.      Penyebab cidera kepala pada anak.
2.      Bahaya benturan kepala pada anak.
3.      Apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami benturan.

1.3 Tujuan Penulisan

            Sesuai dengan judul makalah “Anak Terbentur Di Kepala, Ini Yang Perlu Dilakukan Orang Tua”, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.      Dapat mengetahui penyebab cidera kepala pada anak.
2.      Dapat mengetahui bahaya apa saja yang ditimbulkan ketika anak    mengalami benturan.
3.      Dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika anak mengalami benturan.




                                                                                                                                   


1
BAB II PEMBAHASAN

Anak Terbentur di Kepala, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua
Merry Wahyuningsih - detikHealth
Sabtu, 30/11/2013 16:00 WIB

Saat si kecil bergerak aktif dan lincah bermain, ada kalanya ia terjatuh dan terbentur di bagian kepala. Saat itu terjadi, tak perlu terlalu panik tapi juga jangan cuek. Ada beberapa hal yang bisa diamati dan diwaspadai sebelum orang tua mencari pertolongan dokter.

Trauma atau cedera di bagian kepala memang lebih berbahaya karena sangat erat hubungannya dengan otak. Apalagi bila terjadi pada anak yang pertumbuhan otak dan tulang tengkoraknya belum sempurna. Trauma kepala bahkan merupakan penyebab kematian dan kecacatan pada anak tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia.

Namun tidak semua trauma atau benturan pada kepala anak berbahaya. Orang tua bisa mengklasifikasi sendiri gejalanya sebelum buru-buru membawa anak ke dokter.

"Saat anak terbentur di kepala, orang tua jangan terlalu panik, tapi juga jangan cuek. Harus dilihat kondisi anaknya dulu," jelas dr Attila Dewanti, SpA (K), dokter spesialis anak di Brawijaya Woman and Children Hospital, dalam acara Talkshow 'Aman dan Nyaman Berkendara bersama si Kecil' di Brawijaya Woman and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Kemang, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Menurut dr Attila, saat anak mengalami benturan di kepala, orang tua bisa mengklasifikasikan sendiri berdasarkan derajat kesadaran (Glasgow coma scale atau GCS), yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Respons buka mata

Bila setelah terbentur anak menangis tapi masih bisa membuka mata atau melek, maka orang tua tak perlu khawatir. Bila benturan menyebabkan gangguan pada otak, anak biasanya akan kesulitan membuka atau lebih sering terlihat mengantuk.

2. Respons gerak atau motorik

Bila setelah terbentur anak masih bisa mengikuti perintah, seperti mengangkat tangan atau mengangguk, berarti kondisinya masih aman. Tapi bila ia tak memberikan respons gerak, maka segeralah dibawa ke dokter.

                                                                                                                                    2
3. Respons verbal

Bila setelah terbentur anak masih bisa diajak bicara dan menjawab pertanyaan, maka kondisinya bisa dibilang baik-baik saja. Yang bahaya adalah bila napas anak tiba-tiba seperti orang sedang mendengkur, sesak dan berbunyi, meski ia sedang tidak tidur. Bila sudah begitu, segera bawa anak Anda ke dokter.

"Saat anak mengalami trauma kepala, harus diperiksa dengan cermat dalam 24-72 jam pertama. Benjol, memar atau berdarah belum pasti gegar otak. Biasanya karena ada perdarahan di kulit kepala, relatif tidak berbahaya asal anak sadar penuh, tidak muntah, tidak pusing dan tidak tampak mengantuk terus," tutur dr Attila.
































                                                                                                                                    3

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

           Trauma atau cedera di bagian kepala memang lebih berbahaya karena sangat erat hubungannya dengan otak. Apalagi bila terjadi pada anak yang pertumbuhan otak dan tulang tengkoraknya belum sempurna. Trauma kepala bahkan merupakan penyebab kematian dan kecacatan pada anak tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Namun tidak semua trauma atau benturan pada kepala anak berbahaya. Orang tua bisa mengklasifikasi sendiri gejalanya sebelum buru-buru membawa anak ke dokter. Menurut dr Attila, saat anak mengalami benturan di kepala, orang tua bisa mengklasifikasikan sendiri berdasarkan derajat kesadaran (Glasgow coma scale atau GCS), yaitu dengan cara sebagai berikut:

1.    Respons buka mata
2.    Respons gerak atau motoric
3.    Respons verbal


3.2 Saran
           
              Dalam hal pertumbuhan anak, peranan orangtua sangatlah penting, maka orang tua haruslah memperhatikan kegiatan anak, terutama pada saat anak mulai belajar berjalan, damping anak anda agar dapat meminimalkan bahaya benturan pada anak.


Daftar Pustaka







                                                                                                                                   






                                                                                                                                    4

0 komentar:

Posting Komentar