Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah tentang apa yang perlu dilakukan orang tua ketika anak mengalami
benturan. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Jono Suroyo selaku Dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia 1 yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya
memberikan penanganan kepada anak yang mengalami benturan. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Depok,
30 November 2013
Penyusun
i
Daftar Isi :
Kata pengantar…………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...2-3
BAB III PENUTUP………………………………………………………...4
3.1 Simpulan……………………………………………………………….4
3.2
Saran……………………………………………………………………4
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………4
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah
kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang
saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki
kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.
Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam
perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
Pada
dasarnya, masa kanak-kanak adalah masa dimana anak mulai mempelajari banyak
hal, belajar jalan salah satunya. Pada saat itulah anak bisa menjadi sangat
aktif, namun karena terlalu aktif, seringkali anak terjatuh dan mengalami
benturan di tubuhnya, hal inilah yang perlu diperhatikan orang tua.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah “Anak Terbentur Di Kepala, Ini Yang Perlu Dilakukan
Orang Tua”, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
Penyebab cidera kepala pada anak.
2.
Bahaya benturan kepala pada anak.
3.
Apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami benturan.
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai
dengan judul makalah “Anak Terbentur Di Kepala, Ini Yang Perlu Dilakukan Orang
Tua”, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Dapat mengetahui penyebab cidera kepala pada anak.
2.
Dapat mengetahui bahaya apa saja yang ditimbulkan ketika anak mengalami benturan.
3.
Dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan ketika anak mengalami benturan.
1
BAB II PEMBAHASAN
Anak Terbentur di
Kepala, Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua
Merry
Wahyuningsih - detikHealth
Sabtu,
30/11/2013 16:00 WIB
Saat si kecil bergerak aktif dan lincah bermain, ada kalanya ia
terjatuh dan terbentur di bagian kepala. Saat itu terjadi, tak perlu terlalu
panik tapi juga jangan cuek. Ada beberapa hal yang bisa diamati dan diwaspadai
sebelum orang tua mencari pertolongan dokter.
Trauma atau cedera di bagian kepala memang lebih berbahaya karena
sangat erat hubungannya dengan otak. Apalagi bila terjadi pada anak yang
pertumbuhan otak dan tulang tengkoraknya belum sempurna. Trauma kepala bahkan
merupakan penyebab kematian dan kecacatan pada anak tertinggi di dunia,
termasuk di Indonesia.
Namun tidak semua trauma atau benturan pada kepala anak
berbahaya. Orang tua bisa mengklasifikasi sendiri gejalanya sebelum buru-buru
membawa anak ke dokter.
"Saat anak terbentur di kepala, orang tua jangan terlalu
panik, tapi juga jangan cuek. Harus dilihat kondisi anaknya dulu," jelas
dr Attila Dewanti, SpA (K), dokter spesialis anak di Brawijaya Woman and
Children Hospital, dalam acara Talkshow 'Aman dan Nyaman Berkendara bersama si
Kecil' di Brawijaya Woman and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Kemang,
Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Menurut dr Attila, saat anak mengalami benturan di kepala, orang
tua bisa mengklasifikasikan sendiri berdasarkan derajat kesadaran (Glasgow coma
scale atau GCS), yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Respons buka mata
Bila setelah terbentur anak menangis tapi masih bisa membuka
mata atau melek, maka orang tua tak perlu khawatir. Bila benturan menyebabkan
gangguan pada otak, anak biasanya akan kesulitan membuka atau lebih sering
terlihat mengantuk.
2. Respons gerak atau motorik
Bila setelah terbentur anak masih bisa mengikuti perintah,
seperti mengangkat tangan atau mengangguk, berarti kondisinya masih aman. Tapi
bila ia tak memberikan respons gerak, maka segeralah dibawa ke dokter.
2
3. Respons verbal
Bila setelah terbentur anak masih bisa diajak bicara dan
menjawab pertanyaan, maka kondisinya bisa dibilang baik-baik saja. Yang bahaya
adalah bila napas anak tiba-tiba seperti orang sedang mendengkur, sesak dan
berbunyi, meski ia sedang tidak tidur. Bila sudah begitu, segera bawa anak Anda
ke dokter.
"Saat anak mengalami trauma kepala, harus diperiksa dengan
cermat dalam 24-72 jam pertama. Benjol, memar atau berdarah belum pasti gegar
otak. Biasanya karena ada perdarahan di kulit kepala, relatif tidak berbahaya
asal anak sadar penuh, tidak muntah, tidak pusing dan tidak tampak mengantuk
terus," tutur dr Attila.
3
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Trauma atau cedera di bagian kepala memang lebih
berbahaya karena sangat erat hubungannya dengan otak. Apalagi bila terjadi pada
anak yang pertumbuhan otak dan tulang tengkoraknya belum sempurna. Trauma
kepala bahkan merupakan penyebab kematian dan kecacatan pada anak tertinggi di
dunia, termasuk di Indonesia. Namun tidak semua trauma atau benturan pada
kepala anak berbahaya. Orang tua bisa mengklasifikasi sendiri gejalanya sebelum
buru-buru membawa anak ke dokter. Menurut dr Attila, saat anak mengalami
benturan di kepala, orang tua bisa mengklasifikasikan sendiri berdasarkan
derajat kesadaran (Glasgow coma scale atau GCS), yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1. Respons
buka mata
2.
Respons
gerak atau motoric
3.
Respons
verbal
3.2 Saran
Dalam hal pertumbuhan anak, peranan orangtua sangatlah penting, maka
orang tua haruslah memperhatikan kegiatan anak, terutama pada saat anak mulai
belajar berjalan, damping anak anda agar dapat meminimalkan bahaya benturan
pada anak.
Daftar
Pustaka
4